Aku menulis untuk ingatan-ingatan yang tak lagi
muat untuk kusimpan
Aku menulis sebelum nanti aku banyak terjengkal
Aku menulis sebelum nanti aku tertutup debu yang bergelimang
Aku menulis dan membawa bekal untuk pergi melanglang
Aku menulis sebelum pada akhirnya nanti aku akan hilang ..
Aku menulis sebelum nanti aku banyak terjengkal
Aku menulis sebelum nanti aku tertutup debu yang bergelimang
Aku menulis dan membawa bekal untuk pergi melanglang
Aku menulis sebelum pada akhirnya nanti aku akan hilang ..
-Arini Syahadah-
Hay.. ukh, jika kau
nyatakan bahwa tulisan dapat menguraikan isi hatimu, penegas dalam setiap
ungkapanmu, baiklah aku juga setuju. Izinkan aku berbagi tentang salah satu hal
yang sulit ku nyatakan ini, dengan membaca tulisanmu aku tergerak untuk
menggugahnya. Bagiku menulis adalah percakapan atau perbincangan yang tidak
bisa aku uraikan panjang lebar kepada orang lain. Jika kau terdedikasi oleh
karya-karya orang lain karena salah satu hobimu adalah membaca, pantaslah itu
menjadikan jendela cakrawalamu semakin luas membentang. Berbeda sekali dengan
aku ukh, aku tidak telaten membaca juga menulis. Menunjukkan sekali aku memang
tidak memiliki jiwa sepertimu, ukh. Penilaian beberapa orang sepertinya juga
tidak tepat yang berkata jika aku mempunyai jiwa penulis atau semacamnya.
Mereka tidak tahu ada kau dan orang-orang lain yang lebih layak mendapat penilaian
tentang jiwa menulis yang gemilang.
Ku kutip bagian dari
tulisanmu yang membuatku berhasil nanar di pagi ini. Sama halnya seperti yang
kau lakukan sebelum menuliskan sesuatu, selalu mengutip kata-kata atau kalimat
singkat yang artinya luar biasa. Sebenarnya ketika kita mengutip kalimat itu,
ada uraian yang ingin kita jelaskan panjang lebar di setiap tulisan kita
berdasarkan pandangan kita. Dan kau Arini. Yah… kau, selalu berhasil membuat nurani
ini seolah-olah telah berhasil menguraikan apa-apa yang sulit untuk aku
cakapkan. Tulisan-tulisanmu seperti aku sendiri yang menulisnya, seperti jiwaku
berada disana saat kau sedang menulis. Membaca tulisan-tulisanmu seperti
perkataan yang sengaja ku lewatkan karena, aku tidak pernah berani menulis atau
sampai mengungkapnya. Perkataan atau percakapan itu hanya tersimpan dalam
MemoPad di BBku, karena sesaat itu lebih baik. Tersimpan, tergeser oleh
tulisan-tulisan yang lain, hingga aku sendiri lupa bahwa aku pernah menulis
walau tidak selesai, walau tidak berjudul.
Entah, setiap aku
tiba-tiba membaca tulisanmu disaat itu juga aku sedang merinduimu, ukh. Dengan tulisan-tulisanmu
aku seolah bercerita denganmu, bahwa yang kau rasakan adalah yang ku rasakan. Kata-kata
yang kau rangkai adalah kata-kata yang ku cari-cari. Adanya tulisanmu membuat
jarak diantara kita menjadi dekat, tulisan-tulisanmu yang selalu menjadi percakapan
dari apa yang sulit untuk ku rangkai. Sahabat ku lebih dari satu, tapi sahabat
yang membuatku seolah aku berhasil menuliskan sesuatu adalah kau ukh, sahabatku
dari kota lain Arini.
Tulisan-tulisanmu selalu
berhasil menjadi cahaya dikala cahaya semangat itu sedang redup.
Tulisan-tulisanmu selalu
berhasil menjadi kebaikan yang memudahkan orang lain mengartikan sesuatu.
Dan bersama tulisanmu,
kau bagi kehangatan untuk jiwa-jiwa yang dingin dan kaku dalam mengungkapkan.
Terimakasih, tulisanmu
selalu menyampaikan manfaat ukh.
No comments:
Post a Comment