Tuesday, February 28, 2012

Tinggal Peraduan


Panas terik menyeka kedinginan pagi …
Menjadikannya jiwa yang parau ..
Nafasku terengah sesak ...
Suaraku surau menghadapi …

Pandanganku durja menatap jauh …
Anganku pergi berlabuh …
Di perasingan hati …
Membarakan cita …

Pensilku tertatih berjalan di baris kertas …
Memenuhi putih menjadi tulisan …
Sembari aku mengurai kalimat …
Kapal jiwaku sesak oleh cinta …

Lautan gelombang godaan …
Menabuh dinding batin memecahkan …
Tak mampu, berkarat bersisa luka …
Dikau tinggal dalam peraduan risauku …


MENIMBANG HAYAT


Sejauh pandangan menyeruak jauh keluar dunia …
Karbon dioksida, nafas berhembus …
Jantung bagai tertarik pir …
Menekan keras …
Melepas pasrah …
Bersama nanar air mata …
Pecah berkeping …
Tetes demi tetes …
Larut oleh pori-pori wajah …
Meninggalkan bekas garis …
Selepas laku terbentuk …
Secercah dosa perlahan nampak …
Lembayung ketakutan menjemput …
Jiwa khilaf, lemah hati berkutat …
Diri tersungkur pada pojokan kehidupan …
Rekaman video dosa berputar …
Seiring bersama perlabuhan …
Percingan mata menampakkan kilatan air suci …
Suci dari perhelatan akbar segala dosa …
Lirih lisan bersua, semarak hati berteriak …
Merasa jauh menyeberangi alam …
Merasa kecil diri menyeberangi akhirat …
Merasa hati melambung oleh dosa …
Merasa mata kelu dengan penjiwaan …
Menimbang hayat tak berujung hilang …

Pemberian Indah


Seorang wanita dewasa..
yang biasa ku cirikan setiap memanggilnya..
MAMA…
Keterbatasan iman..
ilmu pengetahuan..
tekhnologi..
ke sholehan..
terlihat jelas dikau bukan dari kalangan orang yang paham akan agama..
jelas pula dikau bukan dari kalangan orang cerdas ilmu pengetahuan..
semakin jelas dengan kepolosanmu tak berkutik dengan tekhnologi penguasa dunia saat ini..
 
Walau keterbatasan melingkupi jati diri mu..
walau keunggulan  mu tersembunyi..
namun, bersama itu pula..
segala do’a kebaikan dan harapan mu , dikau uraikan sembari mendirikan shalat..
dalam khusyuk sujud mu, dikau usungkan nama ku..
menjadikan ku utama dalam untaian do’a mu..

berkali keributan semburat menggeluti lisan kita..
berkali kemanjaan menguasai ego kita..
berkali kesakitan menggores nurani kita..
namun, bersama itu dikau tuliskan kalimat ketakutan dalam benak mu yang putih..
ketakutan aku akan terus berdebat dengan mu..
ketakutan aku akan menjadi anak durhaka..
ketakutan aku tidak akan mendapat penghidupan dan masa depan yang indah..

sedang aku, hanya bisa beralih dan pergi meninggalkan dikau bersama segala risau ketakutan mu..
murka pada ku, tak pernah dikau harapkan..
menyayangi dan mencintai ku yang selalu kau lakukan dan janjikan pada ku..
pemberian indah yang selalu dikau berikan selama nafas masih bertahan..
mencintai dan menyayangi ku dengan penuh suka duka ..