Saturday, July 26, 2014

Panggil dia, Eccy.

Terkadang atau sering kata-kata menjadi pecah begitu saja ketika dihampiri suka dan duka. Sahabat...
Pertanyaan yang sampai saat ini masih sering ku dengungkan dalam sejenak lintas pikiranku, saat seseorang pernah menanyakan "kenapa kamu baik sekali sama aku? padahal belum tentu aku baik sama kamu". Kini pertanyaan itu kembali ia lontarkan padaku dengan imbuhan kalimat yang sedikit berbeda "Kenapa kamu masih baik sama aku? Padahal aku lagi ada masalah yang gak gampang juga sekarang". Kalau saja dia mengatakannya langsung kepadaku dia pasti akan melihat senyum lebar yang siap ku lemparkan padanya dan memberinya sebuah pelukan, rasanya itu sudah bisa menjadi jawaban yang layak untuk setiap pertanyaan sejenis yang selalu ia katakan padaku setiap aku usai melakukan suatu hal untuknya. Mungkin juga, akan ada air mata yang membasahi wajah ku hingga semakin menjelaskan jawaban yang ku berikan padanya.

Kalau saja aku berani mengutarakan pertanyaan sejenis kepadanya, apa yang hendak ia jawab kepadaku? Ku kira jawabannya akan sama. Hanya saja dia lebih berani dan terjaga emosinya untuk berkata-kata berbeda denganku yang lebih bisu seribu bahasa tapi tidak sampai bisu dalam bersikap. Di sisi lain aku menilai itulah bagian dari ketulusannya, bagiku dia menjadi sangat polos. Mungkin di setiap pertanyaannya ada benteng yang sedang ia jaga kekokohannya, benteng kepercayaan. Saat semakin banyak kisah yang ia bagi denganku, aku semakin yakin. Dirinya mungkin tidak bisa jika harus mengulang kembali bangunan kepercayaan yang sudah ia bangun dengan segenap hatinya. Kepercayaan yang tidak akan pernah mudah di berikan kepada sembarang orang, sembarang teman, tiba-tiba harus luluh lantah begitu saja karena permainan seseorang yang hendak membagi luka dengan sengaja. Aku juga pernah merasakan bagaimana keluhnya hati saat harus berlelah kembali untuk membangun benteng yang satu ini, terlebih lagi dengan goresan luka itu. Aku jadi teringat sebuah kalimat 'memaafkan bukan berarti melupakan'. Betapa sulitnya jika harus jatuh bangun pada keadaan yang sama, rasa bosan bisa jadi membuahkan persepsi untuk mundur selamanya dan mengubur benteng itu dengan teramat dalam. So, mungkin saat bertemu denganku atau beberapa orang lain yang kini mulai bertambah dekat dengannya, ia mulai kembali merasakan persahabatan yang harus dibumbui rasa kerpercayaan. But, sometimes aku yang malah merasa aneh sendiri saat menilai dirinya dalam imajinasi kata-kataku. Apa aku yang berlebihan? Apa sebenarnya aku yang tengah rindu? Rindu sahabat yang mengutarakan perasaannya atas semua sikapku?.
Yaa... Aku sedang dalam kelabu rindu yang membayangi, begitu rumit aku membujuk diriku sendiri untuk lupa, untuk lepas, untuk rela dengan beberapa hal yang sempat ku lewati dengan beberapa temanku. Hatiku terlalu takut untuk memulai, terlalu sombong terus membiarkan kenangan menjadi pagar tuk memulai hal baru. Aku kelewat lama mencari, bukankah sebenarnya aku menghindar?

Dan... Eccy... Begitu ia suka disebut namanya. Dia yang sejak dua tahun lalu ku kenal, sejak aku mulai merasa tertarik untuk mengenalnya tapi aku menampiknya dengan begitu saja. Lalu Ramadhan 2013 yang membiarkan semuanya dimulai hingga saat ini. Polos, kata yang suka ku sematkan di belakanh nama beberapa teman-temanku. Entah, kata polos begitu sangat mengena dalam benakku. Kata polos yang berarti tulus dan apa adanya dalam logika penilaianku, atau sebenarnya logika perasaanku sendiri yang suka menilai orang seenak hati sendiri? Biarlahh, aku tidak peduli orang lain akan beranggapan seperti apa, bagi yang lain mengatakan mungkin penilaian-penilaianku bisa sangat salah besar karena begitu saja mudah menilai baik. But, come one menn!!!. Who am i? I'm just a human. Yang berhak untuk menilai dan memandang, bagiku dengan menilai seseorang baik dengan begitu aku pun merasa aman, tenang dan suka yang bisa membuat kata-kata pecah jika mengurainya. Hhhh... Penilaian yang baik, niat yang baik pasti akan mendapatkan hasil yang sepantasnya, kepada siapapun itu. Karena ruang dalam amanah hati kita sangatlah luas, untuk apa jika disesaki dengan kewaspadaan berlebih dan penilaian buruk membuahkan dengki jika akan mengerucutkan luasnya hati. Bahkan dengan kebaikan hati kita bisa semakin luas lagi. Percaya dan buktikan :)

Saudariku, Eccy..
Yang telah ku curi ilmu dari pandangan-pandanganku yang diam tanpa sepengetahuanmu, yang telah ku rasa polos darimu, yang membuat kalimatku pecah dirundung haru setiap mengenang apa yang sudah kau ajarkan padaku. Aku menyayangimu eccy, dengan caraku.
Teruntuk cinta persahabatan kita, semoga Allah SWT menjaga setiap niat kita. Amin.